ArsipRencana Bangun Mako Brimob Tuai Pro dan Kontra, Ini Jawaban Bupati Jayawijaya

Rencana Bangun Mako Brimob Tuai Pro dan Kontra, Ini Jawaban Bupati Jayawijaya

Sabtu 2015-03-14 13:07:47

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Bupati Kabupaten Jayawijaya, John Wempi Wetipo akhirnya “buka mulut” untuk menjelaskan kepada publik alasan pihaknya mau bangun Markas Komando Brigadir Mobil (Mako Brimob) di Kabupaten Jayawijaya.

Bupati John Wempi Wetipo menilai, wajar saja jika ada pro dan kontra dari berbagai pihak terhadap rencana pemerintah daerah membangun Mako Brimob pada tahun ini.

 

Menurutnya, alasan utama pembangunan Mako Brimob, mengingat selama kepemimpinannya enam tahun banyak persoalan yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya, baik konflik pertumpahan darah, orang mabuk dan penjambretan yang selalu ia tangani langsung.

 

Wetipo akan memimpin Kabupaten Jawijaya empat tahun ke depan, tidak mau berbagai peristiwa demikan terjadi dan mengorban banyak pihak. Mengantisipasi hal-hal tersebut, ia mengambil langkah untuk menghadirkan Mako Brimob.

 

“Selama enam tahun saya jadi bupati ini banyak persoalan yang terjadi di daerah ini, dan biasanya saya turun langsung. Saya yang langsung menghadapi dengan masyarakat sebelum aparat keamanan. Dan pada periode berikut, saya tidak tahu tipe kepemimpinan seperti apa yang lebih merakyat yang lebih sama dengan saya akan naik, saya tidak tahu,” tuturnya saat wawancara singkat di RRI Wamena, Sabtu (14/3/2015) tadi pagi.

 

“Yang saya harapkan supaya Wamena dengan adanya Brimob sebagai sentral daerah pegunungan tengah terjaga stabilitas daerah ini aman, terutama guna berlangsungnya investasi perekonomian masyarakat yang baik,” jelas Wetipo.

 

Selain itu, ia menanyakan kepada pihak-pihak yang selama ini melakukan aksi demonstrasi memprotes rencana pembangunan Mako Brimob di Wamena.

 

”Sebenarnya sejak kapan teman-teman yang melakukan demo itu datang bertemu dengan saya? Seharusnya mereka bertemu dengan saya, jangan dengan cara demo dong. Mereka harus datang sampaikan pemahaman mereka pada saya kalau ternyata saya selama ini keliru, seperti itu, sehingga saya tahu, tetapi mereka tidak pernah datang,” tegasnya.

 

Karena tak pernah sampaikan kepada Bupati Wetipo, ia menyatakan para pelaku aksi demo memprotes rencana pembangunan Mako Brimob itu adalah bukan dari rakyat Jayawijaya.

 

Ketika ditanya mengenai alasan penolakan yang selama ini diutarakan terkait trauma masyarakat atas tindakan militer masa lalu, Bupati Wetipo pertanyakan balik, mengapa Batalion Wim Ane Sili ada aman-aman saja.

 

“Memangnya Brimob ada itu jalan tangkap orang dan interogasi orang sembarang dengan alasan dan sebab tidak jelas kah? Maaf, kalau bicara trauma masa lalu, saya ini generasi berikut, tetapi trauma masa lalu itu di daerah lain, jangan kaitkan dengan proses pembangunan Mako Brimob ini,” ujar Bupati.

 

Ia beralasan, kehadiran Brimob jelas, nantinya bisa membantu proses seperti Pemilihan Kepala Daerah atau Pemilihan Legislatif untuk minta bantuan pada aparat keamanan yang akan ada.

 

“Bangun kesadaran keamanan ini. Kalau Wamena seperti yang dulu, orang jalan tengah malam dari kampung ke kampung aman, tetapi sekarang jangankan dari kampung ke kampung, di kota orang naik motor tengah malam saja orang sudah takut karena keamanan tidak menjamin.”

 

Lanjut Bupati Wetipo, masyarakat sudah mulai melihat dengan perkembangan kota yang sekarang terjadi, yang mana situasi keamanan sudah tidak kondusif, sehingga Mako Brimob harus dihadirkan untuk memberikan rasa aman itu.

 

Bagi Bupati, meski tak semuanya akan ditangani mereka, tetapi bisa menekan angka kriminalitas di daerah ini sedikit. “Kita kan punya Tuhan, ya kita percayakan itu semua pada Tuhan saja,” ujar Wetipo.

 

“Jadi, bagaimanapun pembangunan Mako Brimob ini akan tetap dilakukan untuk menekan angka kekerasan yang selama ini terus terjadi. Nah, teman-teman melakukan aksi demo silakan saja, tetapi pembangunan tetap dilaksanakan,” tegas Bupati Jayawijaya.

 

Ia juga mengharapkan, seluruh masyarakat Jayawijaya untuk bersama-sama mendukung rencana tersebut, supaya dengan adanya Brimob, dapat membantu menjaga keamanan di Jayawijaya. Jika tidak, siapa yang mau bertanggung jawab atas persoalan-persoalan di Jayawijaya?.

 

Tetapi, ia setuju jika ada yang datang mau bertangunggjawab atas konflik pertumpahan darah, orang mabuk dan penjambretan yang akan terjadi nanti. Harus dengan surat pernyataan di atas meterai 6.000 rupiah.

 

“Jika seperti itu, kita bisa batalkan karena ada jaminan yang akan diberikan oleh orang yang mau bertanggungjawab. Jika tidak, ya Mako Brimob tetap akan dibangun,” tegasnya.

 

Untuk lokasinya, kata Bupati Wetipo, pihaknya hanya melakukan pembebasan lahan. Sedangkan pembangunan Mako Brimob akan dikerjakan oleh pihak Polri.

 

Editor: Mary

 

ELISA SEKENYAP

Terkini

Populer Minggu Ini:

Penangkapan AN di Enarotali Diklarifikasi, TPNPB: Dia Warga Sipil!

0
"Anand Nawipa atau Andarias Nawipa yang ditangkap itu bukan anggota TPNPB. Saya sudah cek semuanya sampai di markas paling bawah. Dia warga sipil. Pemuda biasa. Dia bukan anggota TPNPB. Jadi, ada bilang dia pelaku itu militer kolonial rekayasa semuanya, hoaks itu," ujar Mathius Gobay, panglima Kodap XIII Kegapa Nipouda Paniai, mengklarifikasi.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.